akarta: Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-74 yang jatuh pada 24 Juni mendatang serta memperingati Hari Bidan Internasional (International Day of the Midwife/IDM) yang telah berlangsung pada 5 Mei 2025, IBI menggelar kegiatan Fun Walk pada Minggu, (8/6/ 2025). Acara ini berlangsung meriah di Lapangan IKADA, Monumen Nasional (Monas), Jakarta, dan diikuti oleh ribuan anggota IBI dari berbagai wilayah.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Putih Sari, turut hadir dan memberikan apresiasi atas dedikasi para bidan yang selama ini menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan momentum untuk memperkuat silaturahmi dan konsolidasi seluruh anggota IBI di Indonesia.
"Tentu ini menjadi ajang konsolidasi, silaturrahmi, untuk memperkuat seluruh ikatan bidan yang ada di seluruh Indonesia," ujarnya.
Putih Sari menegaskan bahwa bidan memiliki peran krusial dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Ia juga menyebutkan bahwa kontribusi bidan sangat penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, termasuk dalam penurunan angka stunting.
"Bidan Indonesia berkontribusi besar untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, dengan meningkatkan kesehatan ibu dan anak, termasuk dalam upaya menurunkan angka stunting," katanya.
Turut hadir dalam acara tersebut, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, yang mengungkapkan keprihatinan atas tingginya angka kematian bayi di Indonesia, yang mencapai sekitar 4.000 kematian setiap tahunnya. Sebagian besar kematian tersebut terjadi pada masa nifas dan disebabkan oleh asfiksia, bayi berat lahir rendah (BBLR), duplikasi kelahiran, serta infeksi.
"Kehadiran saya di sini untuk mengajak semua pihak agar kelahiran bayi di Indonesia dapat ditangani lebih baik," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat IBI, Ade Jubaedah, menjelaskan bahwa kegiatan Fun Walk bukan hanya dilaksanakan di Jakarta, namun juga serentak di 38 provinsi di seluruh Indonesia. Kegiatan ini menjadi wujud dukungan para bidan terhadap program-program pemerintah, khususnya dalam menekan angka kematian ibu dan bayi serta menurunkan angka stunting.
"Kegiatan ini bukan sekadar olahraga, tapi juga ajang menyuarakan dukungan terhadap program-program Kementerian Kesehatan," ujarnya.
Ade juga menjelaskan bahwa IBI secara aktif mengadopsi enam pilar transformasi kesehatan dari Kementerian Kesehatan, khususnya dalam aspek peningkatan SDM kesehatan. IBI terus mendorong peningkatan kompetensi para bidan melalui pelatihan, webinar, seminar, dan workshop yang dilakukan secara kolaboratif dengan pemerintah.
Selain itu, ungkap Ade Jubaedah, IBI juga mengembangkan aplikasi Odelia, sebuah platform digital yang ditujukan untuk mempermudah akses komunikasi dan layanan kesehatan antara bidan dengan masyarakat, khususnya ibu hamil, ibu nifas, serta pengguna alat kontrasepsi.
"Melalui aplikasi Odelia, bidan dapat melakukan pemantauan dan komunikasi langsung dengan pasien maupun sesama bidan, termasuk dalam supervisi dan peningkatan kualitas layanan," katanya.
Saat ini, IBI memiliki sekitar 35.000 bidan praktik mandiri. Dari jumlah tersebut, sekitar 18.000 di antaranya telah bergabung dalam program Bidan Delima, yaitu bidan yang secara rutin mendapatkan supervisi dan pengembangan kompetensi.
"Kami berupaya agar seluruh bidan dapat memberikan pelayanan berkualitas mulai dari pra-kehamilan, kehamilan, persalinan, hingga masa pertumbuhan anak usia dini," ucapnya.
Sebagai informasi, Hari Bidan Nasional diperingati setiap tanggal 24 Juni, bertepatan dengan hari lahir organisasi Ikatan Bidan Indonesia yang berdiri pada 24 Juni 1951. Tahun ini menandai peringatan ke-74 HUT IBI sebagai organisasi profesi yang selama ini berperan penting dalam pembangunan kesehatan nasional.